Sinopsis Return of the Condor Heroes 2006 Episode 31-35

Episode 31

Ang Leng Po akhirnya mati dengan mata melotot memandang Li Mo Chou. Tangan Leng Po tetap mencengkram kaki Li Mo Chou hingga gurunya itu tetap terkena bunga cinta walau sang murid mati dikorbankan untuk pijakan. Oey Yong meledek, katanya kalau punya akal sedikit, sebetulnya tidak perlu mengorbankan murid sendiri untuk menghindari bunga cinta. Ia menuturkan cara yang ternyata sangat mudah, Li Mo Chou pun malu tak terpikir cara itu. Kata Oey Yong lagi “Terkena racun bunga atau tidak, buatmu tak ada bedanya. Kau sudah terkena racun patah hati, sampai berbuat sesuka hati mencelakai banyak orang dan membuatmu susah sendiri”. Li Mo Chou kumat angkuhnya dan adu mulut dengan Oey Yong. Mendadak Bu bersaudara menyerang Li Mo Chou hendak balas dendam. Yehlu Chi, Yehlu Yen, Wanyen Ping, Thia Eng dan Liok Bu Song pun turut menyerbu. Li Mo Chou tahu ia tak dapat menang dikeroyok banyak musuh, ia lantas berseru “Senjata rahasia!” hingga semua berhenti. Iapun kabur menerobos bunga cinta karena sudah kepalang kena, hingga yang lain berhenti karena tak berani menerobos.

Seluruh rombongan menemui majikan Lembah Putus Cinta yang baru, si nenek kejam Kiu Cian Ci. Yo Ko memperkenalkan Biksu It Teng, Biksu Ci En, dan Oey Yong. Kiu Cian Ci heran Yo Ko belum juga mati, tapi tak percaya Yo Ko sudah bebas dari racun bunga, sebab kalau begitu, rombongan Biksu India tak mungkin repot sebelumnya datang ke Lembah Putus Cinta. Yo Ko minta ia membebaskan rombongan Biksu India, tapi Kiu Cian Ci tak mau.

Yo Ko menduga urusan akan lancar bila Kiu Cian Ci melihatnya membawakan kakaknya -Kiu Cian Jin- yang kini bergelar biksu Ci En. “Coba lihat siapa yang aku bawa” katanya. Kiu Cian Ci melihat rombongan “Oey Yong? yang membunuh kakakku?”. Kata Yo Ko, “Bukan, lihat lagi…” Ia ingin mengalihkan perhatian Kiu Cian Ci dari dendam. Kiu Cian Ci akhirnya menyadari bahwa biksu Ci En adalah kakaknya, Ketua Partai Tapak Besi, Kiu Cian Jin. Ci En sedih melihat adiknya yang dulu cantik kini menjadi tak berbentuk, tak jelas entah lelaki atau perempuan. Mereka pun saling menangis terharu. Mendadak  Kiu Cian Ci berkata “Mengapa engkau belum juga membalaskan dendam kakak kita (saudara kembar Kiu Cian Jin), orangnya, Oey Yong ada di sini. Di mana rasa persaudaraan kita. BunuhOey Yong, sesudah itu Kwee Ceng!”. Biksu It Teng terus mengingatkan Ci En untuk melupakan dendam duniawi. Tapi Kiu Cian Ci terus mengompori “Pendekar macam apa kau, dulu begitu hebat dengan julukan Tapak Besi Mengambang di Air, sekarang jadi biksu pengecut, melupakan dendam saudara! Kalau kau tak mau balas dendam aku tak mau mengakuimu sebagai kakak lagi!”

Kwee Hu spontan maju dan berkata  “Eh, kakakmu itu sudah jadi biksu, kenapa kau paksa bunuh orang, kalau mampu kau bunuh saja sendiri!” ia pun siap menghunus pedang, dikiranya nenek lumpuh itu memang tak bisa apa-apa. Mengetahui ia putri Kwee Ceng dan Oey Yong, Kiu Cian Ci menyemburkan biji buah dari mulutnya. Kalau tak ditangkis cepat oleh pedang Yo Ko, Kwee Hu mungkin sudah mati.

Kiu Cian Ci marah karena Yo Ko bukan hanya tak membawa kepala Kwee Ceng dan Oey Yong, malah menyelamatkan Kwee Hu. Ia menawarkan lagi Yo Ko jadi menantunya baru ia beri pil itu. Yo Ko bilang “Maaf, aku sudah menikahi Siao Lung Lie. Matipun tak mengapa, daripada hidup jadi orang yang tidak  setia. Aku permisi”. Ia pun keluar ruangan. Nona Kongsun Li E mendadak berteriak marah, menyusul dan memanggil Yo Ko. “Yo Ko, dasar kurang ajar.. kau anggap apa aku ini”. Yo Ko pun bingung, tidak biasanya si Nona yang lembut berkata kasar, namun dilihatnya paras wajah si nona tetap lembut. Kata Li E “Kupotong kau jadi dua dan kukorek hatimu!” Li E pun meniupkan biji buah dari mulutnya, Yo Ko menangkapnya. Setelah keluar, tahulah ia, Li E memberikan petunjuk untuk membebaskan Biksu India, ada peta disimpan di dalam biji tersebut, juga kata-kata “potong jadi dua dan korek hati” adalah petunjuk jalan ke sana. Yo Ko berhasil membebaskan rombongan Biksu India, namun sang biksu masih pingsan terkena bunga cinta, kata Chu Cu Liu si Biksu melukai dirinya sendiri sebagai percobaan agar bisa menemukan formula tepat untuk pemunah bunga cinta itu.

Di ruangan, Kiu Cian Ci terus mengompori Ci En agar mau balas dendam, mengingatkan bagaimana saudara mereka mati tak berbentuk setelah jatuh dari Gunung Tapak Besi. Ci En berteriak bingung karena konflik batin, namun ucapan Kwee Hu malah membuatnya tertantang balas dendam, iapun melancarkan serangan tapak besi. Untung berhasil ditangkis Oey Yong dan Yehlu Chi. Tapi bayi Kwee Siang yang digendong Kwee Hu direbutnya. Ci En mengancam akan membunuh bayi itu. Kiu Cian Ci tertawa kesenangan karena kakaknya si Tapak Besi seolah telah kembali ‘normal’ alias jahat. Semua kehabisan akal, ingin bertindak tapi takut mencelakai Kwee Siang. Oey Yong tiba-tiba tertawa tak berhenti seperti orang gila, suara dan intonasinya pun berubah total seperti bukan Oey Yong. Orang-orang khawatir,  bahkan Ci En pun bingung “Siapa kau?” Oey Yong berkata “Bagus, bunuh saja bayi itu, bunuh! Bunuh seperti kau melukai bayiku di Tayli, hingga bayi itu hidup tidak, matipun tidak, menderita sampai ajalnya!”. (Ci En mendadak mengingat kekejamannya sewaktu ia bergelar Pendekar Tapak Besi, Kiu Cian Jin. Ia melukai bayi dari selir Kaisar Tayli/Selatan dengan harapan Kaisar akan menghabiskan tenaga untuk menyembuhkan bayi, hingga tak punya kesempatan berebut gelar no.1 di Hua San dan berkuranglah saingannya – PPR). Melihat Oey Yong tertawa gila, mengingatkannya pada selir sang Kaisar, Eng Kouw, yang selalu memburu dan menghajarnya bak orang gila karena kehilangan anak. Taktik Oey Yong berhasil. Ci En mendadak balik lagi menyesali dosanya, tanpa sadar bayi Kwee Siang terlepas jatuh dari genggamannya, untung Oey Yong sigap menangkapnya dengan kaki, menyepaknya ke Yehlu Chi. Kiu Cian Ci geram melihat kakaknya kembali menjadi biksu. Ia melancarkan serangan formasi jaring ikan pada Oey Yong dkk. Oey Yong meminta semua tenang dan tetap berfikir jernih.

Kongsun Li E mencuri dengar pembicaraan Yo Ko dan Siao Lung Lie di taman. Mereka khawatir jika Biksu India tidak bangun lagi, maka hilang harapan untuk mendapatkan pemunah. Memaksa Kiu Cian Ci untuk memberikan pemunah pun amat sulit, tabiatnya aneh, walau diancam sekalipun dia mungkin tak mau memberi. Siao Lung Lie mendapat ide, namun Yo Ko membaca pikiran istrinya itu,  pasti hendak menyuruhnya menikahi Kongsun Li E untuk mendapatkan pemunah. Kata Siao Lung Lie, Nona Kongsun amat baik hati, tidak ada yang salah dengan menikahinya. Tapi Yo Ko bilang, “Banyak sekali gadis cantik dan baik hatinya, selain Nona Kongsun, masih adaThia Eng dan Liok Bu Song yang sangat setia. Tapi hatiku hanya untukmu. Coba seandainya kamu, pasti kamu tidak mau menikah dengan lelaki lain hanya untuk menyembuhkan racun”. Kongsun Li E sedih hatinya, ia tahu Yo Ko amat mencintai Nona Lung, namun terkadang menyimpan harapan yang kini sudah jelas bertepuk sebelah tangan. Ia melamun di pinggir jurang, belum lagi reda dukanya, tiba-tiba ayahnya Kongsun Tit dan Li Mo Chou berjalan berdua di situ, ia mencuri dengar rencana yang tak kalah menyesakkan hati:  Kongsun Tit menawarkan Li Mo Chou untuk membantunya merebut kembali tahta Lembah Putus Cinta dari istrinya. Sebagai balasan ia akan membantu Li Mo Chou mendapatkan pemunah bunga cinta. Karena istrinya itu keras kepala, Kongsun Tit berencana mendorong anaknya sendiri Li E ke rumpunan bunga cinta, sehingga ia bisa memaksa istrinya mengeluarkan pemunah untuk Li E, karena Li E satu-satunya orang yang dicintai istrinya. Dengan itu mudah merebut pemunah tersebut. Walaupun Li Mo Chou kejam, baru kali ini ia mendengar kejinya seorang ayah ingin mencelakakan anaknya sendiri. Katanya, sebenarnya tak perlu mencelakakan sungguhan, buat saja seperti putrimu terkena racun bunga, padahal tidak. Namun kata Kongsun Tit, istrinya amat jeli dan licik, ia akan tahu jika itu pura-pura. Li E mendengar ini dan makin sedih hatinya, iapun bertekad memakai siasat ayahnya itu untuk menolong Kakak Yo, daripada menunggu dicelakai ayah sendiri. Toh hidupnya pun sengsara, matipun tak mengapa asal demi menolong orang yang ia cintai. Ia mencederai diri sendiri dengan berguling-guling di rumpunan bunga cinta, dan lari ke ibunya, berkata bahwa Li Mo Chou dan ayahnya mencelakainya. Ibunya mulanya tak percaya karena Li E memang dari dulu tak pandai berbohong, namun akhirnya percaya juga. Sementara itu Biksu India akhirnya bangun dari komanya selama 3 hari.

Kiu Cian Ci mau melepaskan anggota rombongan, tapi tak mau melepaskan Oey Yong. Oey Yong berkata bahwa kakak Kiu Cian Ci mati karena salah melangkah di gunung Tapak Besi hingga jatuh, ia sama sekali tak melukainya. Kata Oey Yong “Kalau masih tak mau terima kenyataan itu, baiklah, begini saja: Aku akan terima satu serangan biji buah darimu, tanpa menangkisnya. Kalau aku mati, teman-teman di sini tak akan membalas dendam. Tapi kamu harus memberikan pemunah pada Yo Ko, bagaimana?” Kiu Cian Ci memastikan Oey Yong benar-benar akan menerima serangan biji buahnya, tidak menangkis atau menghindar. Kwee Hu khawatir, bagaimana ibunya bisa tetap selamat tanpa menangkis atau menghindar? Tapi Oey Yong menyanggupi. Katanya, keluarganya berhutang budi pada Yo Ko, maka ia pun rela menerima serangan itu demi mendapatkan pemunah. Orang yang tak dapat membalas budi, katanya, lebih rendah daripada binatang buas. Maksudnya menyindir Kiu Cian Ci. Tapi nenek botak ini memang bersifat seperti binatang, ia tak peduli. Ia melancarkan biji buah dari mulutnya. Ternyata, Oey Yong memperlambat laju biji buah itu dengan meniupnya menggunakan tenaga dalamnya, hingga berhasil menangkapnya dengan mulutnya. Ia hanya terluka sedikit di mulut. Kiu Cian Ci mengakui kecerdasan Oey Yong. Iapun membisiki Li E untuk menyerahkan pemunahnya. Biksu It Teng -walau sedang terluka karena tapak besi muridnya- masih bisa menggunakan kemampuannya untuk mendengar dari jarak jauh. Ia pun mendengar bahwa si nenek Kiu Cian Ci membisikkan putrinya ada dua pemunah di balik lantai, yang satu palsu yang satu asli, serahkan yang palsu pada Oey Yong. Biksu It Teng pura-pura memanggil Oey Yong untuk memeriksa lukanya, padahal ia menceritakan rencana keji si nenek yang didengarnya. Li E pun memberikan pemunah pada Oey Yong. Belum sampai di tangan Oey Yong, datang seorang yang merebutnya, dialah Kongsun Tit. Li E panik dan memohon ayahnya mengembalikan pemunah itu. Biksu It Teng bingung kenapa Li E panik, Oey Yong mengerti ternyata Li E mengabaikan perintah ibunya, ia malah menyerahkan pemunah asli karena ingin menolong Yo Ko. Oey Yong pun melawan Kongsun Tit. Karena sambil menghindari semprotan biji buah si nenek, ia cukup kewalahan, untung Yo Ko datang menolong.

Episode 32

Ditengah pertempuran Yo Ko dengan Kongsun Tit, Li E maju ke hadapan ayahnya itu, “Ayah, aku tahu semua yang kau bicarakan dengan Li Mo Chou di Tebing Patah Hati. Dulu kau membuat ibuku cacat dan mengurungnya, sekarang kau ingin membunuh anakmu sendiri demi kesepakatan dengan Li Mo Chou.” Kongsun Tit kaget namun menyangkal. Para pendekar pun kaget dan kasihan dengan Li E, Li E terus memohon ayahnya memberikan pemunah.

Di taman, Chu Cu Liu, Bu Sam Tong dan Biksu India berpapasan dengan Li Mo Chou. Bu Sam Tong langsung menyerang Li Mo Chou karena dialah dulu yang menyebabkan kematian istrinya. Chu Cu Liu turut membantu. Biksu India malah sibuk meneliti rumput di sekitar bunga cinta. Jarum Li Mo Chou menghujam di kepalanya dan ia tewas seketika. Mereka pun tambah mengamuk pada Li Mo Chou.

Di ruangan, semua siap menyerbu Kongsun Tit. Kwee Hu melindungi ibunya yang masih lemah akibat menahan serangan Kiu Cian Ci, iapun maju bertempur dengan Kongsun Tit. Liok Bu Song yang tak suka Kwee Hu karena gadis itu memotong lengan Yo Ko, malah memberi petunjuk “Tahan pedangnya dengan bahu kananmu!”. Ia ingin Kwee Hu merasakan juga putus lengan. Thia Eng kaget dan menegur Bu Song, betapun ia kasihan pada Yo Ko, namun sifatnya yang lembut tak akan terpikir membalas Kwee Hu dengan cara itu. Ternyata petunjuk Bu Song menyelamatkan Kwee Hu, iapun berterimakasih pada Bu Song. Kongsun Tit heran. Yo Ko menakuti Kongsun Tit, “Kamu tidak tahu kemampuan anak pendekar Kwee yang kebal senjata”, maksud Yo Ko adalah mencegah Kwee Hu yang hampir keceplosan bicara jujur bahwa ia menggunakan baju landak, karena sebaiknya rahasia ini tak diketahui lawan.

Terdesak oleh semua pendekar -termasuk serangan biji buah dari istrinya-,  Kongsun Tit menggunakan putrinya sendiri sebagai tameng. Ditudingnya pedang di leher Li E, “Kalau ada yang berani mendekat, kubunuh dia!”.  Kiu Cian Ci menyuruh Kongsun Tit pergi saja dan melepaskan Li E. Pikirnya, kenapa harus repot, toh pemunah yang diambil adalah palsu. Namun Li E berkata lirih “Ibu, itu pemunah yang asli” sambil menangis. Li E akhirnya menusukkan dirinya di pedang yang ditudingkan ayahnya. Semua terkejut, Kiu Cian Ci pun terlompat jatuh dari kursinya. Kongsun Tit lari. Para pendekar iba melihat si nona yang malang itu, dengan geram mereka mengejar Kongsun Tit.  Sementara Yo Ko memeluk Li E dengan hati perih. Sampai akhir hayatnyapun, Li E masih berkata “Kakak Yo, maafkan aku tak bisa mendapatkan pemunah itu, cepat kejar ayahku, jangan pedulikan aku”.

Di taman, sebagian pendekar terpencar mengejar Li Mo Chou dan Kongsun Tit. Sementara Biksu It Teng mencari adik seperguruannya yang baru tewas oleh Li Mo Chou. Ia memeluk jenazah sang biksu India dan berkata,”Adikku, engkau benar-benar mengamalkan ajaran Sang Buddha: Hidup untuk menolong orang, matipun saat menolong orang. Biksu India mati tersenyum di samping rumput/gulma yang diduga merupakan musuh biologis atau lawan alami dari bunga cinta.

Kongsun Tit berhasil melarikan diri ke sebuah dataran sempit di seberang Tebing Patah Hati. Dataran sempit itu dipisahkan jurang amat dalam. Para pendekar ragu untuk lanjut mengejar Kongsun Tit,  sebab hanya bisa satu orang melompat ke situ. Itupun jika Kongsun Tit jatuh, jatuh pula pemunah yang dibawanya. Tanpa pikir panjang Thia Eng-lah yang pertama melompat dengan senjata talinya, tetapi tali itu putus dipotong pedang Kongsun Tit. Thia Eng hampir jatuh ke jurang kalau Yo Ko tak menolong dengan uluran lengan bajunya. Yo Ko khawatir bercampur haru melihat pengorbanan Thia Eng, katanya “Kenapa kau lakukan itu? Apakah aku pantas?.

Siao Lung Lie lantas tertantang untuk berbuat sama, walau ia tahu kondisinya lemah karena keracunan. Ia maju melompat menghadapi Kongsun. Mulanya ia meminta dengan sopan karena Kongsun pernah menyelamatkannya. Namun lelaki kejam itu malah merayu. Siao Lung Lie berkata, aku sudah menikah, tak bisa menikah lagi. Kau dengar, suamiku memanggilku untuk kembali dari seberang sana. Ia tak mempedulikan racun tubuhnya, ia hanya ingin aku kembali. Tapi aku tak mau kembali dengan tangan hampa”. Kongsun Tit malah geram. Katanya, ia ingin Yo Ko binasa menderita. Duelpun tak tertahankan. Ilmu pedang ganda Siao Lung Lie  ini amat hebat dan memukau, Liok Bu Song pun makin kagum sekaligus minder terhadap istri Kakak Yo itu. Katanya, aku belajar seumur hidup tak bakal bisa menyamai ilmunya. Namun Oey Yong khawatir akan kondisi Siao Lung Lie yang sedang lemah. Membantunya ke sana pun tak ada yang bisa karena ruang gerak sempit, hanya untuk 2 orang. Iapun mendapat akal untuk membantu dengan mengacaukan pikiran Kongsun Tit. Katanya pada Yo Ko “Kau mengacaukan dengan pikiran negatif, aku mengacaukan dengan pikiran positif, “ katanya. Yo Ko pun langsung mengerti. Bergantian mereka berteriak, “Kongsun Tit, istrimu udah mati”, “Tapi jangan gembira dulu, Li Mo Chou masih mau membunuhmu karena tak mau mendapatkan penawar” kemudian kata Yo Ko  “Rou Er,  kekasihmu yang kamu bunuh untuk mendapatkan penawar, awas, hantunya ada di belakang, itu di sebelah kanan!”

Taktik Oey Yong lumayan berhasil, Kongsun Tit tak konsentrasi dan makin terdesak, hampir jatuh ke jurang.  Siao Lung Lie menangkap dengan selendangnya dan memintanya melemparkan pemunah. Pemunah didapat, iapun kembali dan cepat menyuruh Yo Ko meminumnya. Perhatiannya hanya pada Yo Ko, padahal ia sendiri merasakan lemah luar biasa usai memaksakan diri bertempur. Sebaliknya Yo Ko tak mempedulikan pemunah, malah amat khawatir melihat muka Siao Lung Lie pucat serta tangannya dingin usai menghabiskan tenaga melawan Kongsun Tit. Hal ini membuatnya emosi, katanya, kalau kau mati, tak ada gunanya pemunah, tak ada gunanya aku hidup! Lantas malah dibuangnya pemunah itu ke jurang! Semua tak menyangka kejadian ini. Siao Lung Lie  jatuh kecapaian dalam pelukan Yo Ko.

Mereka semua kembali melabrak Li Mo Chou yang masih bertarung dengan Bu Sam Tong dan Chu Cu Liu. Oey Yong meledek Li Mo Chou yang sembarangan membunuh orang yaitu biksu India. Katanya, padahal ia satu-satunya orang yang bisa merumuskan pemunah bunga cinta yang kau derita! Timbul juga perasaan menyesal Li Mo Chou. Ia diserbu semua orang di situ. Ia pun melirik pada Yo Ko dan Siao Lung Lie, “Kalian tidak mau membantu saudara seperguruan, membiarkan aku mati dikeroyok?”.  Kata Yo Ko “Kuburan Kuno sudah lama mengeluarkanmu dan tak mengakuimu sebagai murid, jadi sudah tak ada hubungan dengan kami”. Sadar ajalnya sudah dekat, Li Mo Chou menghancurkan kemocengnya. Tiba-tiba kebakaran di pemukiman Lembah Putus Cinta mengalihkan perhatian mereka. Rupanya Kiu Cian Ci memerintahkan pengikutnya membakar semua bangunan peninggalan leluhur Kongsun Tit itu. Para pendekar menyesal tak mampu menyelamatkan jasad Biksu India dan  jasad Li E.

Bu Sam Tong tiba-tiba ingat jasad mantan kekasihnya yang menikah dengan mantan kekasih Li Mo Chou, ia menanyakan dimana kau simpan tubuh mereka setelah kau bunuh? Li Mo Chou berkata, sudah kubakar hancur jadi abu dan kusebar di puncak Hua San! Sambil mengatakan itu, timbul kebencian Li Mo Chou pada sang kekasih yang menikah dengan orang lain itu. Tiba-tiba ia mengeluh sakit luar biasa, akibat reaksi racun bunga cinta. Ternyata rasa cintanya masih sangat dalam. Walau benci karena dikhianati, walau ia bunuh sang kekasih itu, tak dapat ia melupakannya. Di api yang berkobar-kobar, ia melihat bayangan kekasihnya. Ia melantunkan puisi “Tanyakan dunia apa itu cinta”, sambil berjalan ke kobaran api, menjemput ajalnya.

Usai menyaksikan  kematian tragis Li Mo Chou, para pendekar mendengar suara tawa Kiu Cian Ci yang seperti sakit jiwa. Semua pendekar sepakat hendak mencek kalau-kalau  Kiu Cian Ci masih menyimpan pemunah. Mereka masih ingin memaksa Yo Ko makan pemunah. Beramai-ramai mereka pergi ke arah suara Kiu Cian Ci. Namun kata Yo Ko, selama belum ada yang bisa memastikan istriku hidup, aku juga tak mau hidup. Thia Eng memandang Yo Ko, “Kakak Yo, janganlah engkau mengecewakan maksud baik orang banyak kepadamu . Yo Ko terhenyak. Thia Eng selalu lembut dan pendiam,  tak pernah meminta apapun, namun perkataan itu membuat  Yo Ko luluh dan ikut mencari Kiu Cian Ci.

Sang nenek bertengger dengan kursinya di Tebing Patah Hati, entah bagaimana caranya ia sampai ke situ. Oey Yong menduga ia hanya pura-pura tertawa gila untuk memancing suaminya kesitu. Benar saja,  Kongsun Tit datang, duel antara 2 suami istri yang kejam itupun berlangsung. Rupanya Kiu Cian Ci meminta pelayan membawanya ke situ dan menyiapkan jebakan lubang untuk Kongsun Tit. Saat Kongsun Tit jatuh ke lubang, ia sempat menarik kursi istrinya untuk memanjat balik. Tetapi keduanya malah jatuh bersama ke dalam lubang dalam tersebut. Seluruh pendekar mengerumuni lubang itu, Oey Yong berkata “Tak disangka, suami istri yang saling benci dan dendam ini mati bersama ditempat yang sama juga”. Oey Yong masih sedikit terluka, ia meminta semuanya istirahat bermalam di situ sebelum pergi besok.

Oey Yong ingin bicara pada Siao Lung Lie. Yo Ko khawatir istrinya kabur lagi seperti yang terjadi  setelah berbicara pada Oey Yong. Kata Oey Yong, jangan takut, kalian sudah suami istri, aku tak akan membujuk ia untuk meninggalkanmu. Oey Yong minta maaf pada Siao Lung Lie atas kelakuan Kwee Hu yang menyusahkan mereka. (Namun sebenarnya ia tidak tahu Siao Lung Lie hampir tamat riwayatnya karena kena jarum dari Kwee Hu saat sedang membalikkan aliran darah. Dikiranya hanya kena racun jarum biasa saja.) Kata Oey Yong, ia prihatin dengan sifat keras kepala Yo Ko yang membuang pemunah.  Ia mengerti kebaikan hatinya  (Yo Ko benci kepada pemunah yang menyebabkan Li E berkorban karenanya, serta istrinya bertarung mati-matian melawan Kongsun Tit walau sedang sakit),  tetapi tindakannya itu tidak menyelesaikan masalah. Katanya, “Yo Ko hanya mendengar kata-katamu. Aku harap kau dapat membujuknya untuk mencoba memakan rumput patah hati ini. Rumput ini ditemukan di sekitar bunga cinta. Biksu India mati dalam keadaan tersenyum sambil menggenggam rumput ini. Aku dan Biksu It Teng berpendapat, mungkin inilah obat untuk melawan racun bunga cinta”.  Bagi Siao Lung Lie, apapun dilakukan agar Yo Ko tetap hidup. Iapun berkowtow pada Oey Yong, katanya, apapun yang terjadi, mohon rawat suamiku dengan baik.  Siao Lung Lie melamun sambil berfikir, “Suamiku rela mati demi aku, tapi aku ingin ia tetap hidup demi aku”

Episode 33

Kwee Hu mengejek kaki pincang Bu Song. Bu Song balas mengejek, katanya anak keluarga Kwee tak tahu menghormati orang tua.  Thia Eng adalah murid Oey Yok Su, berarti setingkat dengan Oey Yong. SeharusnyaKwee Hu harus memanggil Thia Eng dengan sebutan bibi. Begitu juga pada Bu Song, karena Bu Song sepupu Thia Eng. Kwee Hu menuduh Thia Eng cuma ‘ngaku-ngaku’ sebagai murid Oey Yok Su. Thia Eng tak mau meladeni. Bu Song malah balas menyindir “Di dunia ini juga ada orang tak tahu malu yang mengaku anak pendekar Kwee”. Dasar Kwee Hu lambat berpikir, ia sadar belakangan maksud sindiran itu, ia menghadang Bu Song.Kata Bu Song  “Coba pikir, Pendekar Kwee sangat berjiwa satria. Istrinya luar biasa cerdas. Coba lihat dirimu. Kerjaannya hanya bikin rusuh tak beralasan, memotong tangan orang yang tak bersalah. Apanya yang mirip dengan pendekar Kwee dan istrinya?”. Kwee Hu kesal tapi kata-kata Bu Song memang benar, ia jadi berpikir sendiri apa ia memang bukan anak ayah ibunya. Bu Song menambahkan “Kamu seperti hewan yang menggigit tangan orang yang memberimu makan (tak tahu balas budi)”. Kwee Hu makin salah tingkah. Ia melirik Yehlu Chi, “Apa kamu juga curiga aku ini bukan anak Pendekar Kwee?”. Yehlu Chi menjawab tidak, dan mengajak Kwee Hu pergi. Bu Song makin meledek “Jelas dia juga curiga, buktinya buru-buru ajak kamu pergi”.  Akhirnya mereka saling adu senjata. Bu Song masih kalah oleh Kwee Hu. Thia Eng mencoba melerai, tapi malah ditantang Kwee Hu. Thia Eng tak mau meladeni, ia malah menyuruh Yehlu Chi membujuk Kwee Hu. Yehlu Chi menurut pada Thia Eng.  Ini membuat Kwee Hu cemburu. Bu Song makin meledek, “Kalau aku jadi lelaki, aku jelas pilih sepupuku daripada kamu. Cantik rupa dan cantik hati, daripada kamu, sudah jelek, ‘tak jelas’ kelakuannya”. Tak ada orang yang berani mengatai Kwee Hu seperti itu, ia langsung menyerang Bu Song. Kali ini Thia Eng melerai hanya dengan satu sentilan maut a’la Oey Yok Su, Kwee Hu tak berkutik. Ia langsung sadar Thia Eng betul-betul murid kakeknya. Yehlu Chi menghibur Kwee Hu bahwa sebetulnya ia sudah menang lawan Bu Song. Namun Yehlu Chi juga memuji kungfu Thia Eng yang hebat, membuat Kwee Hu ngambek cemburu. Yehlu Chi membujuknya, katanya, aku menasihatimu supaya tak meremehkan lawan hebat, itu artinya aku menolongmu atau dia?  Kwee Hu tersenyum lagi.
Yo Ko dan Siao Lung Lie menikmati keindahan bunga-bunga bermekaran. Tiba-tiba mereka melihat Bu kecil bersana Wanyen Ping berkejaran mesra, melihat Yo Ko mereka sungkan. Kata Yo Ko, baru kemarin rasanya melihat Bu besar dan Bu kecil bertengkar memperebutkan Kwee Hu, sekarang sudah dapat pasangan masing-masing. Di dunia ini ada orang yang hanya mencintai satu orang saja seumur hidup. Seperti Li Mo Chou, walau jahat tetapi ia setia mencintai satu orang. Siau Lung Lie bicara soal hidup setelah mati, membuat Yo Ko heran kenapa ia bicara soal itu. Yo Ko memakaikan bunga di rambut Siao Lung Lie, katanya bunga ini adalah bunga Lung Lie. Mereka saling tersenyum mesra, berangkulan, menikmati waktu bersama.

Keesokan harinya, Yo Ko terbangun dan melihat istrinya tidak di sampingnya. Ia amat marah dan gusar, lantas ia melihat Oey Yong dan menuduh Oey Yong menyuruh istrinya bunuh diri karena tahu tak dapat disembuhkan. Ia emosi dan berkata “Kau mengira kau melakukan ini demi kebaikanku, aku benci kamu!” Ia marah dan hampir pingsan. Oey Yong amat sedih, katanya, aku hanya meminta dia membujukmu makan rumput pemunah itu, tak kurang tak lebih. Kalau kau tak percaya, aku tak bisa berkata apa-apa.

Semua pendekar membantu mencari Siao Lung Lie. Yo Ko mencari sampai kepinggir tebing. Ia berteriak galau, “Kenapa kau tinggalkan aku. Bukankah kita sudah berjanji tak akan berpisah?!” Ia hampir terjun dari tebing, untung para pendekar mencegahnya. Di pinggir tebing, Yo Ko melihat bunga yang kemarin ia sematkan ke rambut istrinya, serta rumput kesedihan/rumput patah hati. Oey Yong menyuruh Thia Eng membujuk Yo Ko, karena selain istrinya, Thia Eng-lah yang ucapannya paling Yo Ko dengar. Di tepi tebing, ternyata ada batu berukir tulisan: 16 tahun lagi, kita bertemu di sini. Perasaan cinta antara suami dan istri tak akan hilang. Janji harus ditepati – Siao Lung Lie. Yo Ko pun menangis… Kenapa aku harus 16 tahun untuk bersama istriku? Thia Eng kehabisan kata-kata membujuknya, katanya “Bibi Kwee pengetahuannya luas, mungkin ia tahu tentang ini”. Oey Yong langsung berkata “Yo Ko, selamat! Istrimu bertemu dengan Biksuni Laut Selatan. Ia pemuka agama yang sakti dan hanya singgah di Cina Tengah 16 tahun sekali. Ayahku beruntung pernah diberi petunjuk olehnya. Istrimu orang baik, ia pasti baik-baik saja”. Yo Ko ragu, ia bertanya pada Biksu It Teng. It Teng berterus terang ia belum pernah bertemu. Tapi kata Oey Yong, Biksuni ini tabiatnya agak aneh, wajar tak banyak orang mengetahuinya. Yo Ko berharap, Biksuni ini dapat menyembuhkan luka istrinya, dan mungkin saja sebelum 16 tahun sudah sembuh. Lalu ia takut itu hanya karangan Oey Yong, kenapa istrinya tak menuliskan tentang Biksuni itu? Kata Oey Yong, tak mungkin Biksuni mau namanya ditulis disitu.  Ia hanya menduga melalui kata kunci “16 tahun”. Yo Ko masih ragu Oey Yong membohonginya. Tetapi Oey Yong menyuruhnya melihat tulisan di batu itu lagi. Yo Ko kenal betul itu memang tulisan istrinya, dari cara menulis aksara yang kurang satu garis, serta simbol yang hanya mereka berdua yang tahu. Akhirnya Yo Ko mau memakan rumput pemunah. Biksu It Teng dan Chu Cu Liu memberitahukan titik-titik jalan darah yang harus ditutup sebelum memakan rumput itu, karena sangat beracun. Yo Ko mencobanya, ia langsung hampir kolaps, namun ia mengerahkan tenaga dalamnya. Yo Ko akan tahu bila rumput itu betul bekerja: Saat ia ingat istrinya, ia tak akan merasa kesakitan lagi.

Kwee Hu kembali meledek Liok Bu Song, katanya “Dia mengingat istrinya, bukan ingat kamu. Tak usah berharap selama 16 tahun ia bakal berubah”. Merekapun bertengkar lagi. Kwee Hu dimarahi Oey Yong, katanya kalau kamu masih kasar, kamu harus ke Pulau Persik dan tidak usah kembali ke Siangyang. Rombongan akhirnya kembali ke Siangyang. Biksu It Teng kembali ke Selatan. Ia berpesan pada Yo Ko, tunggu 24 jam baru makan rumput berikutnya. Yo Ko tidak mau ikut ke Siangyang, katanya ia akan menunggu istrinya. Kwee Hu masih saja meledek Bu Song “Kamu juga pasti mau ikut-ikutan tinggal bersama kakak Yo kan? “. Kata Thia Eng, ia dan Bu Song memang akan menemani Yo Ko sampai pulih benar. Rombongan akhirnya pergi. Oey Yong berharap kalau racun Yo Ko sudah hilang, mereka bertiga mau ikut membantu pertahanan di Siangyang.

Yo Ko mengajak Thia Eng dan Liok Bu Song untuk mengangkat saudara. Bu Song sedikit sedih karena jauh di lubuk hati ia mencintai Yo Ko bukan sebagai saudara, namun ia tak dapat menolak. Mereka pun mengangkat saudara dan bertekad akan menghancurkan bunga cinta yang telah banyak membuat orang sengsara itu.

Makin hari kondisi Yo Ko makin membaik. Ketika ia ingat istrinya, sakitnya tak separah dulu. Kata Yo Ko, Thia Eng mempunyai guru yang amat hebat (Oey Yok Su), asal terus berlatih, pasti ia bisa menjadi pendekar hebat. Sedang Liok Bu Song kungfunya agak kurang, maka Yo Ko mau mengajari ilmu Hati Gadis Suci, karena bisa dibilang Bu Song masih satu perguruan dengan Li Mo Chou, Bibi Lung dan Yo Ko. Liok Bu Song senang bukan main, karena dengan itu akan bisa mengalahkan Kwee Hu.

Di Siangyang, Tetua Luk memberi tahu Kwee Ceng bahwa pasukan Mongol ditarik mundur karena serangan wabah penyakit. Kwee Ceng memerintahkan agar tetap waspada karena ini hanya sementara. Ketika serombongan orang masuk gerbang, ia mengingatkan jangan membiarkan sembarangan orang masuk. Alangkah senangnya ia, ternyata yang datang adalah rombongan istrinya.

Episode 34

Kwee Ceng dan Oey Yong mendampingi Kwee Siang bayi yang akhirnya bisa bersatu kembali dengan kembarannya, Kwee Poh Louw. Mendengar semua penuturan tentang pengalaman Oey Yong, Kwee Ceng bingung kenapa Siao Lung Lie bisa terluka, padahal kungfunya sangat hebat. Kata Oey Yong, betapapun hebat, bila kena pukulan Hakim Roda Mas dan 5 Pendekar Coan Cin tentu bisa fatal. Kwee Ceng tak tahu soal andil Kwee Hu dalam melukai Siao Lung Lie. Ia berharap Yo Ko dapat bertemu kembali dengan istrinya. Oey Yong hanya menghela nafas.
Yo Ko merasa sudah sembuh total. Ia pergi ke tepi tebing tempat istrinya meninggalkan pesan. Ia menunggu dan berharap, walau istrinya tak kunjung muncul, ia bertekad akan tetap menanti walau 16 tahun lamanya. Pagi hari, Liok Bu Song dan Thia Eng seperti biasa menyuguhkan teh pada Yo Ko, namun kakak angkat mereka itu telah pergi dengan meninggalkan surat “Perpisahan hanya sementara, persaudaraan selamanya”. Alangkah sedihnya mereka. Thia Eng membujuk Bu Song, katanya pertemuan ada perpisahan, semua biasa dalam kehidupan. Walau ia sendiri juga sedih dan bertanya-tanya bisakah mereka bertemu kembali dengan Yo Ko.
(Yo Ko sebetulnya amat rindu pada Paman Kwee, ia ingin berkunjung namun tak ingin bertemu Kwee Hu), maka ia berbalik arah dan mencari sahabatnya sang rajawali. Ia menghabiskan waktu bersama rajawali memperdalam kungfunya. Dengan pedang berat sudah cukup sulit baginya menemukan tandingan, maka ia pun belajar tahap selanjutya yaitu pedang kayu, dengan konsep: Apapun bisa dijadikan pedang. Kalahkan pedang tanpa menggunakan pedang. Ia belajar dengan melawan derasnya arus air. Kalau dulu membiasakan memakai pedang berat membuat ia mengoptimalkan tenaga dalamnya dengan gerakan sederhana, sekarang menggunakan pedang kayu, ia memiliki keduanya: Tenaga dalam dan kelincahan. Ia juga terus melatih uluran lengan bajunya agar bisa digunakan sebagai senjata.
16 tahun berlalu. Kwee Ceng dan Oey Yong berbincang tentang wilayah Cina yang makin menderita karena serangan Mongol. Kali ini kekuatan pasukan Mongol 10 kali lipat dari 16 tahun lalu. Kaisar mereka Mengke Khan sering turun langsung memimpin pasukan. Mereka sepakat akan hidup dan mati bersama mempertahankan Siangyang. Namun Oey Yong mengkhawatirkan anak-anak mereka. Terutama Kwee Siang yang lagaknya sulit diduga.
Kwee Siang kini telah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik dan periang. Ia sangat ramah dan tak curiga pada siapapun. Kali ini ia sedang ngobrol, minum-minum dan berbagi makanan dengan puluhan pengemis. Sama sekali tidak terlihat rasa takut atau jijik, sebagai seorang gadis cantik di tengah para pengemis yang kotor. Kelakuan ini sering memusingkan orang tuanya. Kwee Hu dan Kwee Poh Louw  mencari Kwee Siang. Kwee Hu memarahi Kwee Siang yang sembarangan pilih teman. Kwee Siang malah melawan, katanya, apanya yang salah, mereka kan anggota partai pengemis! Kwee Hu bilang, tak semua pengemis anggota partai, bisa jadi hanya pura-pura. Ternyata orang-orang yang berkumpul dengan Kwee Siang itu memang bukan anggota partai pengemis. Namun Kwee Siang tak peduli, ia tetap menjalin persahabatan dengan orang-orang itu. Kwee Hu menyuruhnya pulang, Kwee Siang malah mengucapkan salam perpisahan pada teman-temannya “Kalau kamu ada kesulitan nanti, panggil saja namaku, Kwee Siang!”
Dalam perjalanan mereka bertiga melewati jembatan sempit, Kwee Hu  marah-marah pada seorang bapak yang tak mau menyuruh keledainya minggir untuk memberi jalan padanya, ia memukul keledai tersebut hingga peti di atas keledai itu terjatuh. Melihat ini Kwee Siang malah minta maaf dan  minta bapak tua itu memaafkan kelakuan kakaknya. Si bapak tak jadi marah dan “Nona, kamu baik sekali, tidak seperti nona satunya”. Kwee Siang melihat dari peti bapak itu terjatuh sebuah boneka. Boneka itu putus satu lengannya. Ia minta maaf karena telah merusak boneka itu. Namun si Bapak berkata, boneka itu memang sudah putus tangan dari sananya, itu boneka Pendekar Rajawali, pendekar hebat yang hanya punya satu tangan. Rupanya si bapak mencari nafkah dengan memainkan kisah legenda Pendekar Rajawali dalam sebuah panggung boneka. Ia sendiri belum pernah bertemu si Pendekar, namun banyak orang-orang membicarakan kehebatannya. Kwee Siang amat tertarik. Melihat wajah Kwee Siang yang tampak suka dengan boneka itu, si bapak memberikannya dengan cuma-cuma, dan tak mau dibayar walau dipaksa Kwee Siang. Katanya, kalau aku terima uangmu, aku pasti membuat kecewa Pendekar Rajawali.
Dalam perjalanan pulang, Kwee Hu, Kwee Siang dan Kwee Poh Louw singgah di rumah makan dimana beberapa orang bercerita tentang kehebatan kepahlawanan Pendekar Kwee dan istrinya. Kalau tak ada mereka, Song pasti sudah hancur. Mereka juga berbincang tentang korupnya pejabat Song dan menyamakan pejabat itu dengan anjing. Kwee Siang teriak-teriak kesenangan. Mereka  terud bercerita tentang kehebatan Pendekar Rajawali yang sering menghajar pejabat korup, salah satunya Ding Ta Cuan. Ding ini menjilat kaisar Song yang memang bodoh, dan memfitnah Jenderal Wang yang setia pada negara, hingga malah dihukum mati. Suatu hari kepala Ding tergantung di atas menara kerajaan yang amat tinggi dengan muka hijau. Sudah jelas orang yang melakukannya amat tinggi ilmunya, bisa menembus pertahanan pejabat tinggi dan membuat Ding pucat kehijauan dan meletakkan kepala di menara yang tinggi itu hanya dengan melompat.
Kwee Hu mencibir dan tak percaya kalau Pendekar Rajawali itu memang hebat. Tapi Kwee Siang terus terang berkata ia penasaran sekali ingin bertemu dengan Pendekar Rajawali. Tiba-tiba seorang aneh dari sudut ruangan berkata “Nona, kalau kau mau bertemu dengan Pendekar Rajawali, lebih baik sekarang”. Kwee Siang pun gembira, ia tak takut pada orang itu. Padahal orang itu adalah salah satu dari Setan Xishan yang berjuluk Setan Kepala Besar. Kungfu Setan Xishan cukup tinggi, mereka semua berkelakuan aneh dan bukan orang baik walau tak juga bisa dibilang orang jahat.
Tanpa Kwee Hu sempat mencegah, tahu-tahu Kwee Siang sudah dibawa si Kepala Besar ke hutan untuk bertemu dengan Setan lainnya. Disana ia diperkenalkan juga dengan kelompok lain yaitu Shi bersaudara yang pandai mengendalikan binatang-binatang buas di hutan. Salah satu diantara mereka adalah Si Jenggot Panjang Fan Yiweng. Di antara mereka ada yang ingin membuat perhitungan dengan Pendekar Rajawali karena pernah dipotong kupingnya oleh sang pendekar gara-gara orang itu memukul istrinya, tapi di antara mereka juga terjadi perselisihan. Kwee Siang terjebak di antara perselisihan 2 kelompok itu. Yang satu menggunakan binatang buas untuk menyerang yang lainnya. Dalam keadaan terdesak dirubung segerombolan macan tutul, ternyata macan tutul itu tidak menyerang Kwee Siang melainkan menjilatnya. Ini tentu karena selagi kecil pernah disusui macan tutul.
Saat itulah Pendekar Rajawali alias Yo Ko datang. Yo Ko memakai topeng kulit  pemberian Thia Eng. Melihat wajahnya yang buruk rupa, Kwee Siang sedikit kecewa. Namun mata Yo Ko masih terlihat dari lubang di topeng itu, dan ketika ia melihat sorot mata itu. Kwee Siang merasakan kharisma sang Pendekar dan langsung merasa orang itu tak sejelek wajahnya. Apalagi hanya dengan lengan bajunya, Yo Ko dapat mengalahkan orang yang ingin melawannya. Ia juga mengusir binatang buas hanya dengan teriakannya. Kwee Siang dan yang lain disuruh menutup telinga. Gerombolan pendekar aneh yang tadinya bertikai dan ingin membuat perhitungan dengan Pendekar Rajawali, malah jadi takluk padanya. Mereka mengaku sedang mencari rubah ekor sembilan untuk mengobati saudara mereka yang terkena pukulan orang Mongol yang sangat tinggi ilmunya.
Episode 35

Shi bersaudara no.3 rupanya terluka karena serangan Ho Tu. Untuk menyembuhkan lukanya diperlukan darah Rubah Ekor 9 yang hidup di sekitar Rawa Naga Hitam yang tak mudah dilewati, diperlukan ilmu meringankan tubuh yang amat tinggi.

Kwee Siang mengejar Yo Ko walau Yo Ko tak mengacuhkannya. Kwee Siang terjatuh di hutan dan ketika sadar boneka Pendekar Rajawalinya hilang, ia amat sedih dan kesal. Namun Yo Ko tiba-tiba datang di hadapannya menyodorkan boneka itu. Yo Ko bertanya siapa namanya dan gurunya, tapi Kwee Siang tak mau memberitahu kecuali Yo Ko memberitahu lebih dulu. Kwee Siang berterus terang ia mengikuti karena mendengar kisah tentang Pendekar Rajawali. Kata Yo Ko, “Adik kecil,kamu sangat pemberani, apa tidak takut aku akan membunuhmu?”. Kwee Siang terkejut, tapi lantas tertawa “Kau seorang Pendekar, mana mungkin membunuh gadis kecil”. Yo Ko merasa risih disebut Pendekar, katanya “Masih banyak orang lain yang pantas disebut Pendekar, aku tak pantas, lagipula kau masih muda, tahu apa tentang apa yang disebut Pendekar”

Kata Kwee Siang, “Baik, kalau aku bisa menyebutkan orang-orang yang bisa disebut Pendekar, aku ikut denganmu mencari Rubah Ekor 9, bagaimana?” Yo Ko setuju. Kwee Siang menyebutkan orang pertama: Ia mempertahankan Siangyang, melindungi rakyat, melawan Mongol. Kedua: ia membantu suaminya, strateginya akurat, prediksinya tepat. Yo Ko menyahut “Pendekar Kwee. Aku setuju. Ketua Oey Yong juga pantas disebut pendekar”. Ketiga, kata Kwee Siang lagi : Ia ahli ilmu 5 Unsur, strategi, formasi dan ilmu Sentilan jarinya tak ada yang menandingi. Yo Ko mengiyakan lagi. Ialah Majikan Pulau Persik, Oey Yok Su. Keempat: Ia pemimpin partai pengemis. Ia selalu membela yang lemah dan melawan orang jahat. Kata Yo Ko: maksudmu Tetua Luk? Ilmu silatnya rata-rata, tetapi karena sikapnya memang amat ksatria, ia pantas juga disebut Pendekar. Kata Kwee Siang : Satu lagi adalah Pendekar Rajawali, juga membela yang lemah dan menghukum yang salah. Ilmu silatnya amat tinggi. Kata Yo Ko, baiklah, kamu menyebutku Pendekar, maka aku pantang ingkar janji. Aku akan membawamu ke Rawa Naga Hitam, tetapi kita istirahat dulu disini. Besok kita lanjutkan perjalanan. Kata Kwee Siang “Kalau aku tidur sekarang, jka aku bangun, kamu tidak akan kabur kan?” Yo Ko langsung teringat kesedihan hatinya saat terbangun tidur dan istrinya sudah tidak ada di sampingnya “Tidak”. Katanya. Namun ia tak dapat menutupi kesedihannya, teriakan tangisannya amat menyayat hati. Ia sempat membuka topeng kulitnya tapi buru-buru dipakai lagi, tak mau Kwee Siang melihatnya.

Esoknya, ia dan Kwee Siang sampai ke tempat bersalju. Kwee Siang sangat menikmati bermain ski bersama Yo Ko. Rubah ekor 9 lari ke dalam rumah seseorang dan Yo Ko mengejarnya. Di rumah itu ada seorang wanita berambut putih yang sama sekali tidak ramah, walaupun Yo Ko sopan padanya. (Ia adalah Eng Kouw, mantan selir Kaisar Selatan) Katanya “Kau mau ambil rubahku untuk menyembuhkan luka temanmu? Huh, kenapa waktu anakku terluka tak ada yang mau menyembuhkannya” Melihat sikap Eng Kouw yang sangat tak bersahabat, Yo Ko berkata “Aku tak tahu kalau rubah ini ada yang punya, kalau aku tahu, aku tak akan mengejarnya”. Eng Kouw malah mengira Yo Ko pura-pura baik, ia menyerang Yo Ko dengan Tapak Panah Beku miliknya. Katanya, sebentar lagi Yo Ko akan mati karenanya. Namun walau Yo Ko sempat tersentak kaget, serangan itu tak membahayakan nyawanya. “Kau tinggal di daerah terpencil, belum tahu bahwa banyak orang hebat di luar sana”. Kwee Siang tertawa “Kakakku lebih hebat darimu” . Melihat lawan lebih lihai, Eng Kouw berubah sikap. “Kalau kau mendekat, akan kubunuh rubah ini”.

Tiba-tiba terdengar suara “Amitabha… It teng datang berkunjung”. Ternyata itu adalah Biksu It teng. Orangnya masih jauh, tapi suaranya sudah terdengar karena ia mempunya ilmu “Suara Ribuan Li”. Yo Ko pun menghampirinya kesana. Ternyata Biksu Ci En, murid It teng yang dulunya Pendekar Tapak Besi, terluka parah akibat pukulan Hakim Roda Mas, saat pasukan Mongol menyerang wilayah Selatan. Dalam sekaratnya ia ingin Eng Kouw memaafkannya (karena ia telah mencelakakan anak Eng Kouw). Mereka menunggu di situ 7 hari 7 malam tapi Eng Kouw tak mau juga keluar. Melihat ini Yo Ko amat kasihan dan iapun segera memaksa Eng Kouw keluar, dengan teriakannya. Akhirnya Eng Kouw keluar. (Ia mengira Biksu It teng yang berteriak, ia tak mengira ada orang yang bisa menyamai tenaga dalam It teng). Tapi melihat Ci En, ia malah murka dan ingin melihatnya sengsara “Enak sekali, kalau semua orang berdosa bisa diampuni dengan jadi biksu, aku tak mau ia mati damai, aku mau ia sengsara!!!” Ia meraung-raung “Kenapa kalian semua bisa memaksaku menemui kalian, sementara aku ingin sekali bertemu dengan seseorang tapi tak pernah bisa”. Orang yang dimaksud ternyata adalah Ciu Pek Tong, kekasih Eng Kouw. Yo Ko setuju untuk membawakan Ciu Pek Tong. Sikap Eng Kouw pun melunak. Katanya, kalau aku bisa berbicara dengannya, aku akan memberikan rubahku dan memaafkan Ci En.

Kata Eng Kouw, Ciu Pek Tong sekarang tinggal di Lembah Seribu Bunga, ia berkebun berbagai macam bunga dan beternak lebah. Kwee Siang ingin pergi ikut Yo Ko, padahal Yo Ko menyuruhnya tinggal dengan Biksu It teng. Kata Yo Ko, banyak orang ingin mendapatkan petunjuk dari Biksu It teng. Sedikit arahan darinya sangat berguna seumur hidup. Tapi Kwee Siang tetap ngotot ingin ikut Yo Ko. Yo Ko pun pergi. Kwee Siang menyusul. Eng Kouw merapikan rambutnya dan wajahnya mendadak sumringah menanti kedatangan Ciu Pek Tong.

Kwee Siang juga sering mendengar tentang kehebatan Ciu Pek Tong, ia heran kenapa sekarang orang itu memelihara lebah. Kata Yo Ko, ada seorang wanita yang mengajarinya memelihara lebah. Apakah itu Eng Kouw, tanya Kwee Siang. Bukan, kata Yo Ko. Ia wanita tercantik di dunia. Dia pasti istrimu, kata Kwee Siang, hanya wanita tercantik di dunia yang pantas bersanding dengan Pendekar Rajawali. Akhirnya karena Kwee Siang terus bertanya, Yo Ko bercerita bahwa istrinya terluka amat parah dan dibawa Biksuni Laut Selatan selama 16 tahun, dan ia menantinya. Kwee Siang berdoa agar Pendekar Rajawali dan istrinya dapat bertemu kembali. Katanya, setiap ulang tahun, ayah dan ibu menyuruhku memanjatkan 3 doa, tahun ini, salah satunya adalah agar kau berkumpul kembali dengan istrimu. Yo Ko amat terharu mendengar kebaikan Kwee Siang.

Tempat Bocah Tua Nakal ternyata sangat indah, bunga berwarna-warni dan tak ada salju. Ia mengira Yo Ko mau menakut-nakutinya dengan memakai topeng, maka ia menyerang Yo Ko hendak membuka topengnya, tapi ternyata tak berhasil, ia kaget melihat ilmu Yo Ko meningkat pesat. Yo Ko terus terang ia ingin meminta Bocah Tua Nakal untuk bertemu dua orang. Kata Bocah Tua Nakal, ada 2 orang yang tidak mau aku temui di dunia ini sampai kiamatpun: 1. Kaisar Toan (It teng). 2. Selir kaisar, Eng Kouw. Yo Ko tambah bingung, “Walaupun mereka sekarat?” pancingnya. Kata Ciu Pek Tong, “Yang benar saja, kaisar Toan itu ilmunya sangat tinggi, tak ada orang sanggup melukainya, kalaupun terluka dia juga sanggup menyembuhkan dirinya sendiri”. Yo Ko mencari akal lagi “Kalau aku bisa mengalahkanmu?”. Ia tahu Ciu Pek Tong paling suka beradu ilmu silat. Akhirnya merekapun bertarung, Yo Ko menunjukkan jurus baru yang diciptakannya yaitu Tapak Kerinduan yang Memuncak. Ciu Pek Tong terdesak mundur dan mengaku kalah. Tapi ia masih ingin melihat jurus Yo Ko dan tetap tak mau bertemu Kaisar Toan. Kata Yo Ko, “Baiklah kalau kau tetap tak mau. Asal kau tahu, alasan Biksu It teng tak mau bertemu denganmu adalah karena ia merasa telah mengecewakanmu, bukan karena kamu telah mengecewakannya. Ia merasa bersalah tak mau menyembuhkan anakmu, apa kamu tega membiarkan ia terus merasa bersalah?’

Mendengar itu Ciu Pek Tong akhirnya mau juga ikut Yo Ko. Ia minta maaf pada It teng karena dulu telah merebut istrinya. It teng tak mau menolong anaknya. Jadi anggaplah mereka impas. It teng kemudian menyerahkan Ci En yang dulu telah mencelakai anak mereka. Namun sekarang baik Ciu Pek Tong maupun Eng Kouw tak ada yang tega membunuh Ci En, walau Ci En sudah pasrah. Kata Eng Kouw “Jika bukan karena dia, mungkin kita tak dapat bertemu lagi. Yang mati tak dapat hidup kembali, lagipula, ia telah bertobat. Sudahlah, aku memaafkan dan melupakan dendamku”. Ci En berterima kasih pada keduanya, ia juga berterimakasih pada usaha Yo Ko yang membawa mereka berdua, serta terakhir berterima kasih pada Biksu It teng yang telah membimbingnya ke jalan yang benar. Ia menghembuskan nafas terakhir dan pergi dengan tenang. Itulah akhir riwayat dari orang yang dulunya amat jahat dan bergelar Pendekar Tapak Besi Kiu CIan Jin ini. Biksu It teng pun terharu, katanya, mereka bukan hanya guru dan murid tetapi sudah seperti sahabat berdiskusi ilmu silat selama 20 tahun terakhir. Ia bahagia sang murid pergi dalam keadaan tobat.
Eng Kouw menyerahkan rubah ekor 9 pada Yo Ko. Ternyata kata Biksu It teng, tak perlu membunuh rubah itu, cukup diambil sedikit darahnya setiap hari sampai sembuh. Eng Kouw meminta Yo Ko melepaskan rubah itu ke alam setelah selesai dengannya.

Semua gerombolan Setan Xishan dan Shi Bersaudara akhirnya sangat berterima kasih dan tunduk pada Pendekar Rajawali. Di luar, mereka mendengar pertempuran karena ada orang yang memasuki wilayah mereka. Ternyata mereka adalah Kwee Poh Louw dan Kwee Hu. Yo Ko mengenali suara Kwee Hu. Ia pun kaget mendengar Kwee Siang berkata “kakakku datang mencariku, aku harus pulang”. Kwee Siang amat sedih harus berpisah dengan Pendekar Rajawali. Yo Ko menanyakan apakah Kwee Siang sering dimarahi kakaknya. Kata Kwee Siang, sering, tapi kalau dia marah aku balas marah juga. Dia amat galak tapi ia sayang padaku. Kata Kwee Siang, aku punya satu permintaan: Kalau kau bertemu istrimu, surati aku di Siangyang, aku juga ingin dapat merasakan kebahagiaanmu. Yo Ko pun meminta Kwee Siang supaya tidak memberitahukan pertemuan mereka pada orang tua atau kakaknya. Kwee Siang heran, juga saat Yo Ko mengetahui ia lahir di Siangyang 24 Oktober 16 tahun lalu. Tapi ia yakin Yo Ko bukan musuh orangtuanya dan bermaksud baik. Kata Yo Ko, kalau kamu dalam kesulitan, beritahu aku.

58 responses to this post.

  1. akhirnya yang ditunggu2 tiba \o/

    Reply

  2. Posted by sang on March 10, 2012 at 12:26 pm

    ditnggu gan yg epi 31-35….

    Reply

  3. halo gan
    ditunggu episode yang 32-35nya
    penasaran

    Reply

  4. Posted by sang on March 12, 2012 at 3:01 am

    episod 32 sampek 35 mana…???

    Reply

  5. halo gan
    mana kelanjutannya ?
    td udah ada di tv yang 31 ini
    penasaran nih 🙂
    makasih

    Reply

    • Kelanjutannya selalu diupdate tiap dini hari atau pagi gan, sebelum episodenya diputar petang hari di Indosiar. Jadi kalo besok Episode 32 yang diputar, paginya saya posting sinopsisnya. harap maklum gan, ane cuma sempet nonton sehari satu 🙂

      Reply

  6. Posted by firel on March 12, 2012 at 10:53 pm

    gan jadi bkin sinopsis ini lwat dvd ya/nonton kaset?

    Reply

  7. Racun Bunga Cinta= bereakzi bila memikirkan kekazih –> ini terbukti pada yoko n bibi lung

    Bu berzaudara–>kena racun bunga cinta–> azal tidak mikirin kwehu mereka fine2 aja

    Bikzu india–> mencoba racun bunga cinta= pingzan ampe 3 hari
    watz up???
    apa dia mikirin pacarnya di india yagh 🙂

    bingung?!?

    Reply

    • Itu kelemahan film, kalau di novelnya Bu bersaudara tidak pernah kena racun bunga cinta. Tapi teorinya kalau tertusuk sedikit saja, racunnya bisa netral sendiri selama 24 jam. Makanya Yo Ko pertama ketusuk 1 duri gak kenapa-napa. Kalo ketusuk segabruk, mau mikirin pacar apa enggak, tetep berbahaya. Bedanya, kalo mikirin pacar/cinta/dendam/rindu, sakitnya lebih dan menyebarnya tambah cepet. Gitu sih yang ane tahu di novelnya.

      Reply

      • zependepat dengan teori bunga cintanya bang admin.
        kelemahan film..!!! mazuk akal zekali
        zama dengan efek2 terbang2 rambutnya yoko, tidak di rumah, kuburan kuno, di lapangan rambutnya tertiup angin mulu… hehehehe
        xie xie

      • iya betul, di mana ada yo ko dan bibi, disitu pasti ada kipas angin… mau di kuburan kuno yang gak ada angin juga tetep tuh melambai2 biar dramatis hihihihihi

  8. hehe akhirnya dapat penglihatan buat film sore ini
    makasih gan
    ditunggu kelanjutannya
    tambah rame aja nih blog 🙂

    Reply

  9. Posted by firel on March 13, 2012 at 3:48 am

    hahaha iya rame aja nieh blog

    Reply

  10. Posted by sang on March 13, 2012 at 1:29 pm

    gan share sedikt sinpsis kelanjutn ROCH….

    Reply

  11. mmmm… kalo nda zalah ingat nanti bibi lung zembuh karena makan ikan zalmon ama madu tiap hari… [hehehehe kalo nda zalah ingat zihhh]

    tapi yang zaya lupa min, napa bibi lung biza zampe ke dalam jurang itu?

    Reply

    • kan dia terjun niatnya mau bunuh diri, dia tulis 16 tahun lagi ketemu yo ko ,kirain yo ko 16 tahun itu bakal lupa. ternyata dia jatuh ke jurang bukan kena daratan tapi malah nyemplung ke air, jadi selamat gak mati. malah makan ikan dan madu itu jadi sehat. tapi gak bisa naik lagi ke atas

      Reply

  12. Posted by fans on March 14, 2012 at 1:30 pm

    waduh….pisah lagi deh
    kalau ikut alur cerita kayaknya yoko n bibi lung belum sempat bulan madu ya…kasihan juga yoko selain mereka kena racun mental bibi lung masih labil. tapi namanya cinta sejati harus di uji dulu. jika berhasil dilewati hasilnya adalah kebahagiaan selamanya.

    Reply

  13. Posted by fans on March 14, 2012 at 1:32 pm

    waduh….pisah lagi deh
    kalau ikut alur cerita kayaknya yoko n bibi lung belum sempat bulan madu ya…kasihan juga yoko selain mereka kena racun mental bibi lung masih labil. tapi namanya cinta sejati harus di uji dulu. jika berhasil dilewati hasilnya adalah kebahagiaan selamanya. iya kan?:)

    Reply

    • hehe tergantung definisi bulan madu itu apaan… ^_^
      memang nelangsa banget kisah cinta mereka, untuk bareng aja perjuangannya berat

      Reply

  14. Posted by firel on March 14, 2012 at 10:46 pm

    mana kak kok gk ada sinopsis’a yng ke 34?

    Reply

  15. Posted by fans on March 15, 2012 at 12:38 am

    asyiik…..
    pahlawan kita telah kembali.
    min sehari 2 sinopsis bisa ngga ya?:)

    Reply

  16. wah TS ceritanya dibuat penasaran
    tiap hari ane buka nih blog
    penasaran bentar lagi abis filmnya
    kayaknya minggu depan y abisnya

    Reply

  17. Posted by Ridho darmawan on March 15, 2012 at 4:26 am

    gk sabar pun cemana tamat nya

    Reply

  18. Posted by infisuzhou on March 15, 2012 at 1:35 pm

    Sehabis Return of Condor Heroes, mungkin bisa dilanjutkan dengan To Liong To.
    Terima kasih.

    Reply

  19. Posted by Hari on March 15, 2012 at 9:37 pm

    Lanjutan yoko it apa yg mo gei,evil cult it min?

    Reply

  20. woa diluar tebakan ceritanya
    lanjut gan ceritanya besok apa senin

    Reply

  21. mudah2an bisa besok, atau minggu, sinopsis buat senin. episode senin juga seru, ulang tahun kwee siang dan pemilihan ketua partai pengemis.

    Reply

  22. Posted by Hari on March 16, 2012 at 5:25 am

    1. Episode brp boss,yoko bersatu sama lung lie??
    2. Lung lie kn kena byak racun,kok bisa sembuh..Pdahal oey yong pun,mengira lung lie dah gak bs brtahan lama??
    3. Tio bu kie itu pa msh ad hbgn nya sama yoko??

    Reply

    • 1. episode akhir
      2. namanya umur dan takdir gan …heheheh …makan ikan langka di sungai yang terdapat di jurang dalam, serta minum madu. dan ranjang yang mirip ranjang giok
      3. hubungannya hanya kakek guru tio bu ki adalah teman baik kwee siang

      Reply

  23. Posted by Qwerty on March 16, 2012 at 6:14 am

    kwee siang itu tokoh penting pa gak?

    Reply

    • Posted by firel on March 16, 2012 at 3:18 pm

      lumayan penting soal’a waktu kecil kan dia di perebutkan oleh banyak pendekar…

      Reply

    • ya penting, selain banyak diekspos di akhir cerita ROCH, dialah satu2nya keluarga Kwee yang hidup di kisah selanjutnya. Dia yang menjadi penghubung kisah ROCH dengan kisah selanjutnya serta pendiri aliran E Mei/Go Bi yang lumayan berpengaruh di dunia persilatan juga di kisah selanjutnya

      Reply

  24. Posted by Hari on March 16, 2012 at 8:17 pm

    Kuk gag djwb??

    Reply

  25. Posted by Hari on March 17, 2012 at 2:28 am

    Sinopsisnya blm ad nech??? Bleh dkasih tau gag,lagu yg ad di film kungfu evil cult itu yg nyanyi cpa???(lagu pas ming klan diserbu 6 aliran) dtnggu jwbn nya yach…

    Reply

  26. Posted by Qwerty on March 17, 2012 at 8:06 am

    gan mana episode 36????????????!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

    Reply

  27. Posted by icCha Wi on March 18, 2012 at 10:52 pm

    yang episode 36nya mana gan??

    Reply

  28. Posted by fans on March 19, 2012 at 12:19 am

    1. bibi Lung kan punya ilmu meringankan tubuhnya di atas rata2. kok setelah jatuh ngga bisa manjat lagi?
    2. ilmu silatnya yoko apa sudah bisa disejajarkan dg ke 5 pendekar hebat? yoko yg ke 6. bocah tua nakal saja minta yoko di ajarin.

    Reply

    • Posted by Cyberspy on March 29, 2012 at 12:17 am

      kalo di cerita versi 1983 (waktu Andy Lau n Idy Chan), 5 pendekar sakti berubah susunannya.
      1. Sesat Timur Oey Yok Shu (tetep)
      2. Kaisar Selatan menjadi Biksu Selatan It Teng (orangnya tetep, tapi sebutannya beda)
      3. Racun Barat Auw Yang Feng -> Barat Liar Yoko : karena ayah angkat
      4. Pengemis Utara Ang Cit Kong -> Pendekar Utara Kwee Cheng : karena murid
      5. Dewa Tengah Ong Tiong Yang -> Si Nakal Tengah Ciu Pek Tong : karena adik

      Reply

  29. 1. dia jatuhnya di jurang yang dalam, zelendangnya ngak nyampe kali buat manjat
    2. ‎Kweceng
    – Memanah (Guru Jebe)
    – Gulat Bebaz (Mongol)
    – Ilmu Silat Jiangnan Qi Guai (7 Orang Aneh Ciang Nan)
    – Quanzhen Pai Wu Gong (Ma Yu, Qiu Chuji, Quanzhen)/Tenaga dalam Cuancin
    – 18 tapak penakluk naga (angcitkong)
    – Tangan Kiri Lawan Tangan kanan (Cupetong)
    – kitab 9 Yin (Cupetong)
    – Ilmu Pulau Perzik (YoungEr/OeyYokzHu)

    Yoko
    – Ilmu Kodok (Awyanghong)
    – Ilmu Aliran Coancin (di pelajari zendiri)
    – Ilmu kuburan Kuno (bibi lung)
    – Ilmu Dugu gubai (Rajawali)
    – Tapak kerinduan yang memuncak (Ciptaan Zendiri)
    – tongkat pemukul anjing (angcitkong),
    – pedang zeruling dan zentilan maut (oey yoek tzu)

    Tio Buki
    – Kitab 5 Racun
    – Kitab 9 Matahari
    – Ilmu Perpindahan bumi dan langit
    – Taichi

    Analiziz

    tio buki tidak mampu menghadapi cu cijak yang hanya menguazai cakar tengkorak tulang putih. kalo ilmunya beda jauh tentu tiobuki biza maen2 dulu ama cu cijak. kalo beda dikit tentunya bahaya kalo 2-2nya bertarung biza luka parah…

    kweceng menguazai juruz 9yin lebih lengkap…

    jadi tiobuki nda mungkin biza kalahkan kweceng

    kezimpulan pertama

    cupetong n oeyokzu pernah mengeroyok hakim roda maz waktu mau menyelamatkan kweziank, zulit bahkan nda biza menang
    kweceng biza mengalahkan cupetong n oeyokzu
    yoko biza mengalahkan hakim roda maz
    kezimpulannya yoko biza mengalahkan kweceng

    nah kalo dari zegi kungfu Yoko yang terkuat verzi R125

    dari zegi bakat
    1. Tio buki (belajar ilmu racun dari buku, belajar 9 matahari zendirian, belajar ilmu pergezeran juga zendiri, belajar taichi kurang dai 5 menit udagh paham)
    2. Yoko (banyak juruz yang di ketahui zayang tidak ada yang zempurna. akhirnya dia gabungin zemua jadilah tapak kerinduan yang memuncak. catatan ia belajar ilmu pedang bezi berat dari rajawali
    3. Kweceng, ini mah bodohnya no 1 di dunia (angcitkong yang bilang)

    Reply

Leave a reply to firel Cancel reply