Sinopsis Return of the Condor Heroes 2006 Episode 37

Episode 37

Bu Siu Bun/Bu kecil akhirnya bertemu lawan tangguh di perebutan posisi Ketua Kaypang, ia pun kalah. Namun lawan tangguh itu berhasil dikalahkan oleh Bu Tun Ji, kakaknya. Beberapa lawan mampu dikalahkan Bu besar. Yehlu Yen menggoda Kwee Hu, “Tenang Nyonya Ketua, jabatan pasti di tangan”. Kwee Hu menyahut lirih “Belum tentu. Asal orang itu tidak datang”. Oey Yong menoleh “Siapa yang kamu maksud?” tanyanya. “Aku tahu kalian menyembunyikan sesuatu sepulang dari perjalanan”.

Kwee Hu akhirnya bercerita bagaimana Kwee Siang tertarik mendengar cerita Pendekar Rajawali dan berusaha bertemu.”Menurutku, Pendekar Rajawali itu Yo Ko” kata Kwee Hu. “Tapi aku tak tahu adik bertemu atau tidak. Ia tidak cerita”. Oey Yong curiga Yo Ko yang membunuh Nimo Singh. (Namun pikirannya khawatir Yo Ko ingin balas dendam, karena keluarga Kwee sudah banyak bersalah pada Yo Ko. Ia takut Yo Ko sengaja membuat Kwee Siang jatuh cinta dan mencampakkannya). Ia pun pergi menengok Kwee Siang.

Ternyata Kwee Siang sedang memanjatkan doa agar ayah dan ibunya sukses mengusir Mongol, agar mereka panjang umur. Oey Yong terharu. Kwee Siang juga berdoa agar Pendekar Rajawali cepat berkumpul kembali dengan istrinya. (Oey Yong pun lega, ternyata Yo Ko mengaku punya istri. Tetapi ia khawatir lagi: Pemuda tampan yang tak mudah berpaling tentu lebih kharismatik daripada yang begitu gampang ke lain hati. Pikirnya, kalau dulu Kakak Ceng mudah saja melupakan janji pada Gochin, aku malah tidak akan hormat padanya). Tiba-tiba datang Setan Kepala Besar sahabat Kwee Siang. Katanya, Pendekar Rajawali terlambat karena sedang menyiapkan hadiah. Hadiah ke-1 dan ke-2 sudah siap, tapi hadiah ke-3 harus disaksikan di Pertemuan Kaypang. Kwee Siang pun akhirnya mau ikut menonton pertandingan perebutan gelar Ketua Kaypang.

Hari sudah gelap, Oey Yong ketinggalan 4 pertandingan yang dimenangkan oleh Yehlu Chi. Pertandingan ke-5, Yehlu Chi melawan Lao Tian He, seorang ahli ilmu luar yang pukulannya nyaring, sementara Yehlu Chi unggul tenaga dalam hingga pukulannya tak berbunyi. Dari pandangan awam kelihatannya ini seri, padahal Yehlu Chi jauh lebih unggul, ia akhirnya bisa menjatuhkan lawan, tapi dengan sportif ia menolongnya. Setelah kemenangan ke-5, Tetua Liang bertanya apa ada yang tidak setuju jika Yehlu Chi menjadi ketua?

Tiba-tiba, mata-mata Siangyang masuk menyampaikan berita militer, semua perhatian orang beralih. Mereka mengabarkan pasukan Mongol di Xinye dan Dengzhou sudah tersapu bersih! (Di novel diceritakan prajurit Mongol yang mati itu semua kehilangan 1 telinga). Kwee Ceng dan Oey Yong bingung tapi senang. Semua orang gembira mendengarnya. Oey Yong lantas berkata “Saudara sekalian, kita punya Ketua Baru, tapi terpilihnya Ketua Baru tentunya tak seberapa dibandingkan mundurnya Mongol!! Mari kita rayakan, bawakan arak!”

Semua orang berpesta dan memuji strategi perang Oey Yong dan Kwee Ceng, padahal suami istri itu juga bingung apa yang menyebabkan pasukan Mongol takluk. Tiba-tiba datang lagi rombongan Shi Bersaudara menarik perhatian semua. Ilmu mereka cukup tinggi, namun mereka orang aneh yang tidak masuk hitungan pendekar sehingga semua waspada. Ternyata Shi bersaudara bersikap sopan dan naik ke panggung, mereka mengaku mengantarkan hadiah ke-1 dari Pendekar Rajawali untuk ulang tahun Kwee Siang. Kwee Siang menyapa mereka satu persatu, dengan akrabnya menepuk bahu mereka. Gadis ini memang cuek dan tidak terlalu mengindahkan batasan pria dan wanita. Shi bersaudara menyerahkan hadiah ulang tahun pertama berupa beberapa buah kantong. Kantong itu ternyata berisi potongan kuping tentara Mongol (adegan ini kemungkinan besar dipotong atau dimodifikasi dari sananya karena dianggap sadis/menghina orang Mongol). Kata Shi bersaudara, Pendekar Rajawali tidak mau pasukan Mongol mengacaukan ulang tahun Kwee Siang. Mengertilah Oey Yong dan Kwee Ceng bahwa Pendekar Rajawali-lah yang telah menghabisi seluruh pasukan Mongol sehingga mereka tidak sampai ke Siangyang. Oey Yong pun berseru “Terimakasih pada Pendekar Rajawali!” Seluruh hadirin pun berterimakasih dan gembira. Tapi ada satu orang yang terlihat sedih, itulah Kwee Hu. Pikirnya “Pintar benar Yo Ko memilih waktu, momen ini seharusnya untuk perayaan suamiku menjadi Ketua”. Ia kecewa dirinya gagal jadi pusat perhatian. Kwee Poh Louw yang polos bertanya “Kakak, kenapa kamu sedih? Kamu tidak suka sama Pendekar Rajawali?”, malah dibentak Kwee Hu. Kwee Ceng pun heran kenapa Kwee Hu sedih, tapi ia tak ambil pusing, malah terus memuji Pendekar Rajawali pada Shi bersaudara. Hanya Oey Yong yang mengerti, iapun cepat menyuruh Tetua Liang mengumumkan Ketua Kaypang yang baru.

Yeh Lu Chi maju ke panggung. Tiba-tiba seorang anggota Partai Pengemis yang bernama He Si Wo mempertanyakan latar belakang Yehlu Chi, karena Yehlu Chi adalah anak mantan Perdana Menteri Mongol. Kata Yehlu Chi, ayah dan kakaknya dibunuh pemerintah Mongol. Itu sudah cukup menjadikan Mongol sebagai musuhnya. Tapi He Si Wo masih meragukan kematian ayah Yehlu Chi yang konon diracun, katanya belum ada bukti. Melihat ini Kwee Hu maju membela suaminya  Namun He Si Wo malah berkata dingin “Ketua saja belum dilantik, tapi sudah ada yang berlagak menjadi Nyonya Ketua”. Usul He Si Wo, Tongkat Pemukul Anjing hilang dicuri Ho Tu, kita semua belum menangkap Ho Tu untuk membalas dendam Ketua Luk. “Apakah anda masih mau membalaskan dendam Ketua Luk? Tongkat belum ketemu, dendam belum terbalas, apa tak terlalu buru-buru bila anda langsung ingin jadi Ketua?” tantangnya pada Yehlu Chi. Sebagian anggota Kaypang mulai membenarkan perkataan He Si Wo. Tetua Liang menengahi “Perkataanmu masuk akal, tetapi kita butuh Ketua untuk memimpin misi balas dendam dan mencari tongkat”.

Namun dibantah He Si Wo, “Logika yang salah, bagaimana kalau siapapun yang mampu membunuh Ho Tu dan merebut tongkat, dialah yang jadi Ketua? Seandainya Ho Tu datang dan mengalahkan Yehlu Chi, apa Yehlu Chi masih pantas jadi Ketua?”. Kwee Hu makin panas “Huh, mana mungkin Ho Tu bisa mengalahkan suamiku! Kakak, cepat beri dia pelajaran!” pintanya pada Yehlu Chi. He Si Wo menanggapi “Dari dulu tidak ada ceritanya istri Ketua memberi perintah. Dia belum jadi Ketua, bahkan bila sudah, istri Ketua sama sekali tidak boleh ikut campur urusan Partai” cibirnya. Kwee Hu pun malu dan membisu.

He Si Wo maju menantang Yehlu Chi. Pertandingan  sangat seru dan panjang, tak ketahuan siapa yang unggul. Oey Yong bertanya “Kakak Ceng, bisa kau tebak orang ini dari Partai Kaypang aliran mana?”. Kata Kwee Ceng, He Si Wo seperti sengaja menyembunyikan kungfu aslinya. Kalau begini terus, Yehlu Chi bisa mengambil keuntungan. Oey Yong tahu He Si Wo sudah 10 tahun jadi anggota Kaypang, tapi seingat dia kemampuannya tak menonjol. Sekarang terlihat He Si Wo seperti sudah 20 tahun berlatih kungfu. Ia merupakan lawan terberat Yehlu Chi hari ini. Tiba-tiba He Si Wo mematikan lampu. Yehlu Chi tak dapat membaca gerakannya. He Si Wo melempar senjata rahasia. Kalau tidak memakai rompi landak, Yehlu Chi mungkin sudah mati. Kwee Hu amat tidak terima, katanya “Dia pakai cara curang”. Namun kata Yehlu Chi jika orang itu tidak pakai senjata rahasia pun aku belum tentu menang. He Si Wo berkata “Walau aku menang, aku tidak ingin jadi ketua sekarang, kita harus menemukan tongkat dan membunuh Ho Tu”. Perkataan ini langsung didukung oleh segenap anggota Kaypang.

Tiba-tiba rombongan Shi bersaudara masuk memberikan sebuah peti besar pada Kwee Siang, “Pendekar Rajawali mengucapkan selamat ulang tahun pada Nona Kwee dan mengantarkan hadiah ke-2” kata mereka. Peti dibuka, ternyata isinya Dhalpa, murid Hakim Roda Mas yang tambun. Kwee Siang bingung “Eh..kok menghadiahkan aku orang gendut?”. Namun Qing Lingzhi, yang membawa Dhalpa, menjawab“Nona, orang ini bisa sulap. Silakan naik ke pentas” – katanya dalam bahasa Tibet pada Dhalpa. Kwee Siang pun senang. Dhalpa naik ke panggung, langsung menghajar He Si Wo dan terjadilah pertempuran. Anggota Kaypang bingung, saat hendak menolong He Si Wo, mereka dicegah oleh rombongan anak buah Pendekar Rajawali. Mereka tahu Pendekar Rajawali tentunya tidak bermaksud jahat karena telah mengusir tentara Mongol, maka mereka pun menonton pertandingan Dhalpa vs He Si Wo. Dhalpa merebut tongkat yang digunakan He Si Wo. Qing Lingzhi membongkar tongkat itu yang ternyata didalamnya terdapat Tongkat Pemukul Anjing!

Qing Lingzhi menyerahkan dengan hormat Tongkat Pemukul Anjing pada Kwee Siang. Kwee Siang bingung, senang campur sedih karena ingat Tetua Luk sahabatnya yang mati. Ia menyerahkan tongkat pada ibunya. Dhalpa terus mendesak He Si Wo, hingga ketahuanlah kungfu He Si Wo yang sebenarnya. Oey Yong langsung mengerti bahwa He Si Wo adalah Ho Tu! Ho Tu jatuh tergeletak. Qing Lingzhi berkata pada Dhalpa, “Pendekar Rajawali berterima kasih dan selamat telah membalas dendam pada saudara seperguruanmu. Sesuai janji, silakan kembali ke Tibet dan jangan kembali lagi ke Cina”. Rupanya, Dhalpa masih dendam pada Ho Tu yang kabur meninggalkan saat ia dan gurunya Hakim Roda Mas terdesak oleh pedang Yo Ko di gunung Zhongnan (Episode 28). Maka Yo Ko menawarkan Dhalpa untuk memfasilitasi pertemuannya dengan Ho Tu agar bisa balas dendam, dengan syarat ia tidak boleh mengacau di Cina. Dhalpa pun menurut dan pergi.

Kwee Hu maju ke panggung, ingin membuka topeng He Si Wo alias Ho Tu. Ternyata Ho Tu belum mati, ia menyerang Kwee Hu. Rencana Ho Tu adalah menyerang Dhalpa saat Dhalpa mengeceknya, ternyata Dhalpa langsung pergi dan yang datang adalah Kwee Hu. Kwee Hu hampir mati, kalau tidak ditolong sentilan seseorang yang menewaskan Ho Tu. Dialah Sesat Timur Oey Yok Su. Keluarga Kwee pun gembira menyambut Oey Yok Su. Saat melihat Kwee Siang, Oey Yok Su bilang “sangat mirip”, maksudnya mirip dengan istri Oey Yok Su. Tetapi Kwee Hu langsung nyeletuk “Memang kalian mirip, sama-sama Sesat” katanya. Oey Yok Su malah tertawa, ternyata cucunya dijuluki “Si Sesat Kecil” karena kelakuan Kwee Siang yang cuek dan tak peduli aturan. Kata Oey Yok Su,”Bagus, lebih baik sesat daripada bodoh seperti ayahmu”.

Tiba-tiba rombongan Setan Xishan datang lagi membawa banyak peti, mengantarkan hadiah ke-3 dari Pendekar Rajawali untuk ulang tahun Kwee Siang. Mereka membuka peti itu satu persatu dan meluncurlah roket kembang api yang sangat indah, masing-masing roket dari peti merangkai satu huruf di angkasa, hingga terbaca kalimat “Gong Zhu Guo er Guniang niang duo fu duo shou” yang artinya “Dengan hormat mendoakan Nona kedua Kwee agar makmur dan panjang umur”. Kwee Siang sangat bahagia, semua pendekar pun melihat ke langit menikmati kembang api. Saat semua mata menuju ke langit, ledakan beruntun dan cahaya kemerahan muncul dari arah kota Nanyang, menambah indah suasana. Ternyata itulah gudang logistik tentara Mongol di kota Nanyang yang terbakar!! Kwee Ceng dan Oey Yong tahu sulitnya menembus pertahanan gudang logistik itu. Logistik amat vital dalam perang, jika tidak ada logistik dipastikan mereka tidak sanggup menyerang Siangyang dalam waktu dekat. Belum habis kaget dan senang para pendekar, tiba-tiba sesosok tubuh muncul dari langit di tengah kembang api itu, ialah Yo Ko, sang Pendekar Rajawali!

Kwee Siang berlari menyambutnya. Ia pun berkata pada Kwee Ceng dan Oey Yong, “Ibu….ayah,  inilah Pendekar Besar yang aku tunggu-tunggu…Pendekar Rajawali!!”. Kwee Ceng tak kuasa menahan haru, “Ko-er, engkau berjasa besar menyelamatkan rakyat Song!” Yo Ko langsung sujud (kowtow) pada Paman dan Bibi Kwee. Kata Kwee Ceng lagi “Engkau pasti telah bekerja keras menyiapkan seluruh persembahan itu”. Kata Yo Ko, “Ah, tidak ada apa-apa, aku hanya memanfaatkan momen ulang tahun gadis kecil untuk sedikit membantu rakyat Siangyang”. Oey Yong mengira ayahnya datang bersama Yo Ko. “Tidak” jawab Oey Yok Su “Aku datang karena mencuri dengar pembicaraan orang tentang Pendekar Rajawali akan ke Siangyang, aku hanya memastikan keluargaku selamat. Aku tak tahu kalau Pendekar Rajawali itu Yo Ko” tawanya.

Tetua Liang juga amat berterima kasih pada Yo Ko atas jasanya membongkar siasat Ho Tu dan mengembalikan Tongkat Pemukul Anjing. Ia menawarkan Yo Ko untuk menjadi Ketua Partai Pengemis Kaypang. Kwee Hu melihat dengan pandangan cemas. Yo Ko berkata “Yehlu Chi sahabatku, hebat dalam ilmu silat maupun wawasan. Ia pasti bisa memimpin Kaypang, dialah yang kalian butuhkan” katanya. Upacara pelantikan akhirnya dimulai. Oey Yong membawa Tongkat Pemukul Anjing dan menyerahkannya pada Yehlu Chi. Anggota Kaypang mulai meludahi Yehlu Chi. Kwee Poh Louw yang baru pertama melihat bingung melihat prosesi peludahan ini. Saat semua orang berpesta, ternyata Yo Ko dan Oey Yok Su sudah menghilang. Kwee Siang amat sedih, Yo Ko datang dan pergi begitu cepat.

Yo Ko dan Oey Yok Su sudah jauh dari tempat itu, mereka asik adu ilmu meringankan tubuh dan saling mengejar.

Oey Yong menghampiri putrinya di kamar, ia tahu Kwee Siang merindukan Yo Ko. “Kalau kamu sabar, aku akan cerita padamu tentang Kakak Yo” katanya. Akhirnya diceritakanlah sejarah Yo Ko, dari mulai  ayah Yo Kang, Yo Tiat Sim dan ayah Kwee Ceng, Kwee Siaw Thian yang mengangkat saudara, sampai pengkhianatan Yo Kang.

10 responses to this post.

  1. Posted by icCha Wi on March 19, 2012 at 11:17 pm

    kapan ketemu bibi lung nya gan?

    Reply

  2. Posted by Bibi Lung on March 20, 2012 at 1:02 am

    Makin seru…… Seadainya aku jadi kwe siang, kemarin waktu yoko ngasih 3 jarum. aku minta satu permintaan; Yaitu, minta agar yoko mencukur kumis dan mengecat rambutnya yg putih jadi hitam…. hahahah

    Reply

  3. aah makin seru aja nih, beruntung bgt bibi lung dapatin yoko…

    Reply

  4. Posted by pengagum Lung 'er on March 20, 2012 at 6:14 am

    untung ada sinopsisnya tadi malem listrik mati pas lagi seru2nya nonton… thx gan

    Reply

  5. Posted by saudara yo on March 20, 2012 at 11:46 am

    @admin klo bs tiap abiz tayang dposting episode selanjutx dunk

    Reply

  6. Posted by firel on March 20, 2012 at 10:29 pm

    min mana?

    Reply

  7. Posted by firel on March 20, 2012 at 10:52 pm

    kok udah pagi blum ada?

    Reply

  8. mana bibi lung kok gag disebut di episode akhir2….

    Reply

Leave a reply to saudara yo Cancel reply